Yudhistira Sukatanya

Yudhistira Sukatanya bernama asli Eddy Thamrin, lahir di Bandung pada  27 Desember 1956. Ia hijrah ke Makassar mengikuti  orang tuanya Amrullah Fattah dan Roosdiana Daeng Te’ne tahun 1964. Setelah menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Study Pembangunan Universitas Hasanuddin, Makassar kemudian bekerja di RRI Makassar. Tahun 2004 menuntaskan jenjang S-2 konsentrasi  Manajemen Marketing di Universitas Muslim lndonesia, Makassar. Dia adalah salah seorang Pendiri Sanggar Merah Putih Makassar (1978). Dia aktif menulis sejak SMTA. Tulisannya meliputi semua genre sastra seperti puisi, drama, cerpen, kritik, esai dan artikel.

Dia pernah mengidotori beberapa buku sastra yang terbit di Makassar. Karya-karyanya yang berbentuk prosa liris antara lain; Laras-laras (1979) Surat Dari SeI Maut(1989); Dibawah Kepak Sayap Garuda, Kapal-Kapal (1990); Nubuat Dari Sebuah Nusa ( 1992) Karaeng Galesong dan Putri We Tenriola Taddampali (1990). Puisinya termuat dalam Raphsodi (1992); Ruang Tanpa Batas (1994) Antologi bersama Ininnawa (1997); Antologi Ombak Losari ( Puisi Indonesia, 1993), Antologi Ombak Makassar ( DKSS, 2000) Antologi Bumi Kenangan (Sanggar Merah Putih, 2000). Karya Esainya dimuat dalam antologi Aceh Dukaku (Gora Pustaka, 2005).

Naskah dramanya antara lain; Sang Messias menjadi pemang Lomba Penulisan Naskah Drama Mahasiswa Se Indonesia Timur, 1984. Toddopuli pemenang Lomba penulisan Naskah Drama Taman Budaya Sulawesi Selatan dan dengan naskah yang sama terpilih menjadi naskah terbaik dalam Festival Teater Nasional 1985 di Jakarta. Sang Penguasa masuk dalam kategori 10 penyaji terbaik pada Festival teater Nasional 1996 di Bandung. Diantara puluhan naskah sandiwara radionya Barubu Tanjung Bira (1995); Sosarak ri Losari ( 1996 ); Air Mata di Tondok Lepongan Bulan (1997) berturut-turut terpilih sebagai naskah terbaik dalam lomba paket Sandiwara Radio Tingkat Nasional RRI dan meraih piala Swara Kencana secara berturut-turut. Skenarionya banyak dibuat untuk TVRI Makassar. Bung Dimana adalah pemenang II Lomba penulisan Skenario TVRI. Makassar. Skenarionya yang lain : Biar Kusendiri; Ayu; dan Cintaku Nun di Pulau. Ia tercatat sebagai penulis pertama sinetron seri di TVRI Makassar dengan judul serial; Masih Ada Matahari (1995).

Cerpen-cerpennya dimuat di beberapa harian di Makassar. Meniti 808 Titik Api terbit di Harian Fajar dan dibukukan oleh FlK_LSM Sulsel menyambut Hari Bumi 1998. Cerpen Ontang Anting dimuat dalam Antologi Sastra Kepulauan (DKSS,1999) dan Go Mei Hwa serta Kuning Berselirat di muat di Majalah Budaya DKSS. Sang Karaeng di UGD dan beberapa lainnya dimuat di Majalah BKKl-News. Buku yang pernah ditulisnya antara lain Bunga Rampai Makassar Doeloe, Kini dan Nanti ( Yayasan Losari, 2000); Profil 5 Teater di Makassar (Yayasan Kesenian Sulawesi Selatan, 2000). Kumpulan ceritera Rakyat Selayar. Pengalaman organisasinya di bidang kesenian selain di Sanggar Merah Putih Makassar, ialah pendiri Sinergi teater Makassar, Ketua ll BKKNI Sulawesi Selatan ( 1992-1997); Pejabat Sekretaris Umum Dewan Kesenian Makassar (1989-1990); Sekretaris Umum Dewan Kesenian Sulawesi Selatan. Wakil Direktur Gedung Kesenian Societeit de Harmonie 2002-2004 dan kini Penasehat Gedung Kesenian Sulawesi Selatan-Societeit de Harmonie serta penasehat BKKI Propinsi Sulawesi Selatan. Penerima Celebes Award tahun 2002 ini juga aktif mengamati seni tradisi, seni rupa dan lite style di Makassar.

Karya-karya tulisnya yangt lain adalah : Soma dan Boma (1981), Eksekusi (1982), Pesta di republik Datu ( 1985 ), Tumbal ( 1985), Orang-orang Pinggiran ( 1986), Lasykar Lipan Bajeng ( 1989), Sang Tokoh ( 1989), Biografi ( 1996 ), Kunci ( 2004), Basse Pannawa-nawa (2005), BalunruE ( 2005 ), dan Putri Londorundun (2005).

KARYA-KARYANYA YANG TERDOKUMENTASI PADA LAMAN INI ANTARA LAIN :

Puisi :

  • Ode Untuk Negeriku
  • Sinar Kasihmu

Cerpen : 

Esei :

3 Tanggapan to “Yudhistira Sukatanya”

  1. Agus supomo Says:

    Anda orang hebat saya kagum dengan kesetiaan yg telah di contohkan saya sebagai saksi hidup anda antara tahun 81 sampai 85…Agus Supomo pernah bergabung di sanggar merah putih jaman nya basho Natsir..ka Yayat..ka abu..ka Tiar..Dewi..Sofyan..
    Diana siane mantan istri ku..asniar Ishak …(alam) Anwar dll..terimakasih telah mengisi perjalanan hidupku..

  2. […] DI SINI untuk kembalike laman YUDHISTIRA […]

  3. […] Pribadi Badaruddin Amir « Teater Merah Putih 22 Tahun di Harmoni Yudhistira Sukatanya […]

Tinggalkan komentar